Sungai Citarum (Sumber Gambar: Google) |
Berawal dari perjalanan menuju
Soreang, ibukota Kabupaten Bandung beberapa hari yang lalu, dengan menyusuri
aliran sungai Citarum. Membayangkan alangkah asyiknya bila sungai sepanjang 273
km ini, yang merupakan sungai terpanjang di Jawa Barat, menjadi objek wisata
sungai. Sebagai jalur alternatif transportasi seperti di Sungai Musi, Sumatera
Selatan, atau berfungsi sebagai pasar terapung seperti di Sungai Martapura,
Kalimantan Selatan. Bila itu terwujud, maka tidak akan ada lagi image bahwa sungai Citarum adalah sungai
paling tercemar di dunia. Juga dapat dipastikan bahwa masyarakat tidak akan
resah bila musim hujan datang, akan berkurangnya kemacetan di jalan raya, dan
kehidupan ekonomi mayarakat pun akan semakin meningkat.
Banyak hal yang telah dilakukan oleh
BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) Citarum untuk menyelamatkan sungai Citarum
dari keterpurukannya. Seperti pengerukan dasar sungai, pembuatan terasering,
hingga membuat tanggul pembatas antara sungai dan daratan. Selain itu, dengan
membuat kolam penampungan air di Baleendah yang berfungsi untuk menampung
genangan air. Namun akan lebih efektif lagi apabila industri yang ada
melakukan pencegahan seperti harapan dari Greenpeace dan Walhi, yaitu
dengan menggunakan bahan yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3)
dan mendorong industri menuju sistem produksi bersih. Walhi pun mengharapkan
adanya kerjasama dari masyarakat agar hanya mau menerima produk dari pabrik
yang benar-benar sudah sehat dan dalam proses produksinya tidak mencemari dan
meracuni sungai.
Untuk mewujudkan impian itu
dibutuhkan kerjasama yang solid antara pemerintah daerah dan provinsi dengan pihak
pengelola industri. Juga harus ada ketegasan dari pemerintah terhadap
pelanggaran yang dilakukan oleh pihak industri yang mengancam kelestarian
lingkungan. Selain itu yang perlu dibina dalam mayarakat adalah membiasakan
diri sejak dini untuk selalu hidup bersih, dengan membuang sampah di tempatnya.
Sehingga akan terbentuk karakter positif
dalam setiap individu, yaitu kemampuan berpikir dan bersikap untuk tidak
mengotori lingkungan dengan bahan-bahan yang tidak dapat terurai (persisten).
Karena hal ini menjadi penyebab rusaknya alam, dan akan terakumulasinya logam
berat dalam tubuh hingga menyebabkan timbulnya gangguan kesehatan.