Selasa, 26 Maret 2013

Catatan Perjalanan 1 (Soreang, Kabupaten Bandung - Yogyakarta, 20 - 23 Maret 2013)

Rabu, 13 Maret 2013
    Sepucuk surat datang untuk TBM Dhido dari BAPAPSI (Badan Perpustakaan, Arsip dan Pengembangan Informasi) Kabupaten Bandung. Perihal Bimbingan Teknis Perpustakaan dan Kunjungan Perpustakaan ke Taman Bacaan Masyarakat Iboekoe dan Perpustakaan Daerah Kota Yogyakarta. Alhamdulillah bahagia tak terkira. Sebut saja, rezeki nomplok di siang bolong. Langsung terbayang proses perizinan yang sulit dengan anak-anak. Dua rasa yang berkecamuk, bahagia dan tidak tega harus meninggalkan mereka.

Hotel Antik, Soreang, Rabu, 20 Maret 2013
      Setelah berhasil melewati perundingan alot dengan anak-anak, akhirnya berhasil juga membujuk mereka untuk mengikhlaskan kepergian saya. Meski dengan satu syarat, sebuah janji yang harus ditepati sepulang dari Yogyakarta nanti. Saat check in di Hotel Antik  jam 12.00 WIB, anak-anak pun turut mengantar. Mereka sangat menikmati fasilitas kamar hotel dengan nomor 109 yang saya tempati bersama  Ibu Nunung, seorang Ibu Lurah dari salah satu desa di Kecamatan Rancaekek.
    Dengan menenteng sebuah tas abu-abu berisi binder, pulpen, dan materi pelatihan, saya memasuki ruangan tempat Bimtek dilaksanakan. Dan segera terdengar pula suara merdu berkumandang, dari seorang relawan Sudut Baca Soreang, bernama Windi Almeta.
     Acara dimulai dengan pemberian materi pertama oleh Pak Agus Munawar, berjudul Berbagai Metode Penyuluhan Kampanye Budaya Baca. Di tengah pemberian materi, diselingi oleh pembukaan acara Bimtek oleh Kepala Bapapsi, Bapak Diar Irwana, SH. Hal ini terjadi karena keterlambatan beliau yang disebabkan oleh sesuatu dan lain hal. Lalu berlanjut ke materi terakhir, yaitu Rancangan Program Kerja 2013 Relawan TIK Kab. Bandung yang disampaikan oleh Kang Nurfajar Muharom.

      Bimtek hari pertama selesai pukul sembilan malam. Dilanjutkan dengan istirahat, karena keesokan harinya semua peserta akan memulai perjalanan field trip ke kota Yogyakarta.

Kamis, 21 Maret 201. Perjalanan dimulai..
    Kami memulai perjalanan sekitar pukul delapan pagi dengan mengendarai bis Pakar Utama 8 sebanyak dua bis. Rombongan ini dipandu oleh sebuah Event Organizer, Lintas Cakrawala dengan Tour Guide nya bernama Pak Yoyok.
    Setelah melewati perjalanan panjang sekitar 14 jam, dengan beberapa kali berhenti untuk makan siang, sholat, dan makan malam. Kami tiba di Hotel Abadi Yogyakarta, pukul 22.00 WIB. Semua peserta langsung check in dan memasuki kamar yang ditempati oleh tiga orang.
    Malam pertama di Yogyakarta sangat mengesankan, dengan fasilitas yang memuaskan ditambah dengan kehadiran dua orang teman yang menyenangkan (teh Elis dan Windi, keduanya merupakan  relawan Sudut Baca Soreang).

Jum’at, 22 Maret 2013. Mereka sebut itu sebagai Kunjungan Dinas..
    Setelah malamnya mendapat penerangan dari Tour Guide, tentang morning call dan sarapan di hotel mulai pukul enam, kami pun dengan sigap bersiap sepagi mungkin.
    Pukul 09.00 WIB Kami meluncur ke Perpustakaan Daerah Yogyakarta. Disambut dengan pemotretan selamat datang oleh beberapa orang fotografer. Tampak pemandangan menarik yang disuguhkan disana. Mulai dari Cafenet di halaman luar, bank buku di depan pintu masuk perpustakaan, hingga pojok Blind Corner, yang disediakan khusus bagi penyandang tuna netra. 


    Acara dibuka oleh Kepala Bapusipda Yogyakarta, Ibu Sri Adianti. Lalu berlanjut dengan dialog dan tanya jawab antara peserta dan pengelola perpustakaan tersebut. Banyak program atraktif yang mereka tawarkan dengan konsepnya Perpustakaan yang Dinamis.    
Diantara program-programnya adalah:
1.    Diskusi buku sebulan sekali.
2.    Diskusi komunitas, dimana setiap komunitas yang ada difasilitasi untuk berdiskusi tentang segala hal yang berkaitan dengan komunitas mereka.
3.    Lomba bercerita siswa SD.
4.    Liburan di Perpustakaan Kota.
5.    Asyiknya membuat film (story board, editing, dll).
6.    Gladhen Basa Jawa (dimana sasaran program ini adalah aparat kelurahan, sehingga diharapkan dalam memberi sambutan-sambutan pun dapat menggunakan bahasa Jawa).
7.    Berhari minggu di Perpustakaan kota
8.    Sosialisasi Bansos TBM.
9.    Ramadhan di Perpustakaan Kota.
10.    Forkom (dimana Perpustakaan Kota, Kabupaten, dan Provinsi saling sharing).
11.    Bank buku Jogja, yang merupakan satu-satunya yang ada di Indonesia. Program ini telah berjalan selama dua tahun.
12.    Bulan Buku Jogja.
13.    Kunjungan dari sekolah-sekolah.
14.    Jogja night reading (khusus hari Sabtu dan Minggu dimana perpustakaan tutup jam 8 malam).
Sungguh merupakan proses kreatif yang sangat cerdas, karena selain lokasi yang strategis dekat dengan Kampus UGM, mereka pun sanggup menarik masyarakat banyak dari segala umur untuk datang berkunjung dan beraktifitas di Perpustakaan tersebut.


      Setelah memberikan cinderamata, perjalanan pun berlanjut ke TBM Gelaran Iboekoe, bertempat di Jalan Patehan Wetan No. 3 Alkid, Yogyakarta, dimana pemiliknya adalah Muhidin M Dahlan yang kerap dipanggil Gus Muh. Di TBM ini kami melihat sebuah tempat sederhana yang memiliki banyak sekali koleksi buku, dengan interior yang unik. Juga ada sebuah studio radio. Yang unik dari TBM Iboekoe adalah konsep pengelompokkan buku-buku yang berdasarkan Sumpah Pemuda. Ada kelompok Tanah Air, yaitu buku – buku khusus tentang teritori. Kelompok Bahasa, yaitu tentang sastra, novel dan ilmu linguistik. Juga ada kelompok bangsa, yaitu tentang sejarah dan biografi. Juga banyak keranjang berisi buku anak-anak.


     Malam harinya diadakan evaluasi tentang kunjungan hari itu. Selain permainan Dinamika Kelompok yang dipimpin oleh Kang Agus Irham, seluruh peserta pun berdiskusi tentang kesan, pesan, serta harapan-harapan ke depan yang akan diterapkan di Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan di lingkungan masing-masing. Setelah acara selesai, saya bersama beberapa teman, menikmati suasana malam dengan berjalan kaki sembari memotret beberapa lokasi di sepanjang jalan Malioboro.


Sabtu, 23 Maret 2013. Akhir Perjalanan..
    Setelah sarapan, semua peserta diberi kesempatan untuk menikmati suasana Kota Yogyakarta. Ada yang berbelanja, berkunjung ke Kraton Yogyakarta, ke Museum Benteng Vredeburg atau hanya sekedar berkeliling saja dengan duduk manis di atas becak.
    Jam sebelas kami check out dari hotel, lalu melanjutkan perjalanan ke toko batik Gunawan dan makan siang di Rumah Makan Orang Utan. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur sekitar 15 menit.
    Sebelum memasuki Candi Borobudur kami terlebih dahulu harus memakai sarung yang telah disediakan di pintu masuk. Ini disebut sebagai sarungisasi. Pemandangan di Candi Borobudur sangat indah, ditambah dengan jajaran gunung di kejauhan, gumpalan awan yang tampak sangat memukau. Hanya satu setengah jam saja kami menikmati suasana Candi Borobudur. Pukul 17.30 WIB kami harus melanjutkan perjalanan pulang. Sampai di Bandung, yaitu sekitar pukul 06.30 WIB.

    Semoga perjalanan berharga yang telah dilewati, dapat menjadi motivasi untuk selalu melakukan yang terbaik, demi mengkampanyekan semangat membaca di lingkungan sekitar, hingga dapat meningkatkan kecerdasan diri dan masyarakat. Aamiin..