Jumat, 05 Agustus 2011

Cerita Sedikit dari Novel: Galaksi Kinanthi

 Tak sengaja, kumenemukanmu bersandar diantara deretan buku-buku yang berjajar rapi. Seolah-olah kau memelas padaku, “Take me home, please..” Sebuah buku tebal bertuliskan nama Tasaro GK. Oo, telah mengenal namamu setahun yang lalu dari seorang teman. Sekarang, saat yang tepat untuk memahami dan menikmati untaian kalimat yang tersaji. Galaksi Kinanthi by Tasaro GK.
Mulai dari halaman pertama, yang terbersit adalah, aku tidak salah menyelamatkanmu. Ada nuansa puitik disana. “Kepada temaram petang, dia melengkungkan perasaannya yang berumur selamanya.” Dan masih banyak lagi, tentang, waktu yang mempunyai caranya sendiri untuk melewatkan segala peristiwa.
Alur ceritanya pun unpredictable. Sungguh mengacak-acak emosi dan membanting imajinasi. Dari awal sampai akhir. Ya, sampai kata SELESAI. I like it so much. Dimulai dari masa kecil yang berada dalam keterasingan. Sehingga munculah tokoh Ajuj, sahabat sejati. Ajuj dan Kinanthi.
Kesetiaan dan kepolosan dua orang sahabat, Ajuj dan Kinanti, hingga mereka terpisahkan oleh peristiwa yang sangat menorehkan luka, baik bagi kedua tokoh maupun bagi pembaca. Dan kelak peristiwa itu pun terus melekat hingga mereka dewasa. Kepedihan yang mewarnai penantian dan pencarian, menjadi inti cerita pada novel ini. Dua puluh tahun, bukan waktu yang singkat. “Saat setengah jiwanya pergi, sudah terlambat untuk mematikan tanaman hati ini.” Dan, “Setelah dunia ini, kita tetap tidak akan menyatu. Lalu dimana aku bisa menemuimu? Semakin aku merasa pernah memiliki, semakin keras rasanya kehilangan,” adalah kalimat-kalimat yang sangat menghunjam. *lebai*
Selain itu, Penulis pun menceritakan banyak isu dan konflik yang menggetarkan dan membuka mata tentang betapa kecilnya arti jiwa manusia di mata manusia tak beragama.
Sungguh, akhir cerita yang mengejutkan. Dari awal sampai akhir seperti gelombang yang dahsyat, mempermainkan emosi tanpa ada jeda. Hingga membuat dada terasa sesak karena kesedihan, kemarahan, dan berbagai kecamuk lainnya. Novel yang sungguh luar biasa. Sangat padat. Satu kata, sarat emosi.
Tentang sebuah rasa yang sudah begitu renta, tapi tak pernah menjadi katakata (Tasaro GK)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar