by Dhini Aprilio on Monday, August 30, 2010 at 7:11am
senyum geligi putih masih bercengkrama di pelupuk
membuai senyap dalam angan tak bertepi
terjaga dalam satu hentakan dan bayangan itu pun sirna
melesat bersama detik bersatunya roh kehidupan
tersadar dalam kehilangan yang memabukan
masih mencari dalam tiap helai angan yang terburai
tak kunjung kutemukan
bahkan dalam setangkup roti pun
hanya selapis kenikmatan yang teroles
tanpa sebuah deraian yang telah terpatri dalam ingatan
jangan bertanya kemana perginya
karena arah pun tak akan pernah tahu
sebab telah lama menghilang arah dari petunjuknya
terpisahkan oleh hela memberangus
baiknya amati saja angin yang membawa
karena pada hakikatnya memang angin menebarkan sari
mempertemukannya dengan putik bunga seroja
mempersatukan seluruh beda yang tersebar dan melenggok di seluruh jagat
pada hari yang terlahir
diiringi alunan suara bayi kehidupan
telah hadir pesona baru
yang meretas pada jalan membentang
suatu pengejewantahan dari indahnya karunia
dan sudah selayaknya angin mengejar waktu
tanpa henti, tanpa cela, tanpa dera
hingga ruang yang melengah menjadi titik pertemuan antara dua kutub
utara dan selatan
angin dengan pesona imaji
telah membenamkan waktu pada aroma tubuhnya
dan bila semua telah terkendali
apalagi yang akan dibuai
kepuasan telah merontokan karismanya
hingga menemukan waktu baru
tuk melesatkan kembali pesona yang telah tertambat
pada dinding bertuan
memang langit tak dapat dipisahkan dari birunya
membuai senyap dalam angan tak bertepi
terjaga dalam satu hentakan dan bayangan itu pun sirna
melesat bersama detik bersatunya roh kehidupan
tersadar dalam kehilangan yang memabukan
masih mencari dalam tiap helai angan yang terburai
tak kunjung kutemukan
bahkan dalam setangkup roti pun
hanya selapis kenikmatan yang teroles
tanpa sebuah deraian yang telah terpatri dalam ingatan
jangan bertanya kemana perginya
karena arah pun tak akan pernah tahu
sebab telah lama menghilang arah dari petunjuknya
terpisahkan oleh hela memberangus
baiknya amati saja angin yang membawa
karena pada hakikatnya memang angin menebarkan sari
mempertemukannya dengan putik bunga seroja
mempersatukan seluruh beda yang tersebar dan melenggok di seluruh jagat
pada hari yang terlahir
diiringi alunan suara bayi kehidupan
telah hadir pesona baru
yang meretas pada jalan membentang
suatu pengejewantahan dari indahnya karunia
dan sudah selayaknya angin mengejar waktu
tanpa henti, tanpa cela, tanpa dera
hingga ruang yang melengah menjadi titik pertemuan antara dua kutub
utara dan selatan
angin dengan pesona imaji
telah membenamkan waktu pada aroma tubuhnya
dan bila semua telah terkendali
apalagi yang akan dibuai
kepuasan telah merontokan karismanya
hingga menemukan waktu baru
tuk melesatkan kembali pesona yang telah tertambat
pada dinding bertuan
memang langit tak dapat dipisahkan dari birunya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar