Selasa, 17 Mei 2011

Sepucuk Surat yang Terpenggal pada Langit Kamar

by Dhini Aprilio on Monday, December 6, 2010 at 2:04am
 
Tuhan..
ketika hidup terasa gamang
Kau selalu menjadi tambatan keluh dan tanya
Kau tampung tumpahan lara terpendam
membebaskan asa dalam angan terjegal
Kau maklumi ketakberdayaan dan kenihilan diri
melayang dengan-Mu.

Kau tahu siapa yang mempermainkan cinta-Mu
Kau tahu siapa yang kufur akan nikmat-Mu
Kau tahu apa yang terkubur dalam sebuah senyuman
Kau tahu rapuhnya diri di balik angkuh yang melenggok
Kau tahu jiwa hangus berbalut keindahan

Ya, Tuhan, ketika lemah mewarnai perjalanan hari yang membunga
menikmati belai indah dan kecup sayang dalam nafas kehidupan
tak ada kekuatan selain dari-Mu
yang sanggup melepaskan belenggu dari jiwa meronta
meski nurani enggan berbagi, hirup belenggu dalam dahaga

rintihan tanya dan kepasrahan, semakin menghadirkan ketakberdayaan
menyadarkan diri, bahwa Engkau Maha Penyayang
Kau pantau diri hingga berfikir dan sadar
Kau tak akan mengubah jejak langkah yang membekas
Kau biarkan insan bangkit dengan cahaya-Mu
Kau menyadarkan diri akan makna hakiki dari sebuah lafadz Laa Illaaha Illallaah..
melayang mengucapkannya, namun berat dalam pembuktian
karena itu, surga yang Kau janjikan.

Tolong aku, Tuhan..
‘tuk dapat menjadikan agama-Mu sebagai petunjuk jalan hingga akhir hayatku..
sungguh, dalam tiap hela nafas akan menghirup aroma ujian dan cobaan
semakin sadar akan kelemahan diri.

Tidak ada Tuhan selain Allah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar