by Dhini Aprilio on Friday, October 29, 2010 at 5:14am
dari sudut kabin yang terombang-ambing
dan desing empat penjuru mata angin
mencengkram erat pesona jiwa
pada sosok ilusi, keabadian
bersandar pada jiwa yang temaram
sang waktupun terdiam
menggapai raut sang fajar
songsong hari penuh misteri
pada jiwa yang membuai dan terhempas
gemintang pun terpana
menyaksikan sosok wajah berjelaga
yang menggapai hari dengan seonggok derita
dan ritme kehidupan sang jutawan
bergelora dalam samudera kenikmatan
meraup kasta dengan gemilang
tanpa ingin yang terbuang
antara langit dan bumi
tepat pada garis cakrawala
terbentang angan membumbung
dari gelombang insan
yang merapat ke tepian
pada satu titik ketakwaan.
dan desing empat penjuru mata angin
mencengkram erat pesona jiwa
pada sosok ilusi, keabadian
bersandar pada jiwa yang temaram
sang waktupun terdiam
menggapai raut sang fajar
songsong hari penuh misteri
pada jiwa yang membuai dan terhempas
gemintang pun terpana
menyaksikan sosok wajah berjelaga
yang menggapai hari dengan seonggok derita
dan ritme kehidupan sang jutawan
bergelora dalam samudera kenikmatan
meraup kasta dengan gemilang
tanpa ingin yang terbuang
antara langit dan bumi
tepat pada garis cakrawala
terbentang angan membumbung
dari gelombang insan
yang merapat ke tepian
pada satu titik ketakwaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar